Cerita ini dimulai ketika aku dan Vira sedang menikmati makan malam di sebuah kafe di bilangan Jakarta Pusat. Tiba-tiba kami dikagetkan oleh teriakan seseorang yang ternyata teman kuliahku, Andi.
"Hai man, apa kabar", kataku.
"Baik", katanya berbasa-basi.
"Kau sendirian saja, gabung aje, sekalian gue kenalin ame Vira yang tersayang. Ma.., kenalin nich temenku waktu kuliah dulu, dia orangnya nakal dan berani".
"Bohong, saya tidak nakal kok waktu dikuliah, cuman nekat aje", kata Andi menimpali perkataanku.
Akhirnya kami larut dalam nostalgia kami sewaktu kuliah dulu. Sejam berlalu dan kami pun harus berpisah, tak lupa kami saling tukar kartu nama untuk memudahkan kontak. Sebelum kami benar-benar berpisah, tiba-tiba Andi mengajak aku dan Vira untuk menghadiri sebuah pesta pribadi menyongsong millennium baru di rumah temannya. Karena belum ada acara pada akhir tahun 2000, aku dan Vira memutuskan untuk menghadiri pesta tersebut.
Pukul 16:00, Vira sudah bersiap-siap di salon langganannya untuk merapihkan dan menata rambutnya, ia ingin tampil cantik dan seksi dalam pesta tersebut. Setelah satu setengah jam ia menata rambutnya di salon, ia menelponku untuk menjemputnya di sebuah dept store. Pukul 18:00 aku sampai di depstore dan menemukan Vira sedang membayar belanjaannya, lalu aku menghampirinya.
"Langsung pulang", tanyaku.
"Yach, kita langsung pulang untuk siap-siap datang ke pesta", jawab Vira.
Sesampai di rumah Vira langsung masuk ke kamar dan bersiap-siap untuk mandi. Vira mulai membuka satu-persatu pakaiannya sampai akhirnya telanjang bulat. Melihat Vira yang sudah telanjang bulat, nafsuku langsung naik dan aku berkata, "Ma.., ikutan mandi yach". Vira mengangguk sebagai tanda setuju, langsung aku cepat-cepat membuka seluruh pakaianku dan langsung menyusul Vira di kamar mandi. Dengan mandi berdua, nafsuku semakin memuncak dan aku pun mulai merangsang Vira dengan meremas-remas buah dadanya disertai dengan kecupan di putingnya.
"Mas kita jangan lama-lama mandinya, nanti telat datang ke pestanya", kata Vira.
Sontak nafsuku menurun dan segera aku bergegas untuk menyelesaikan acara mandi berdua tersebut.
"Mas sebaiknya aku pakai baju yang mana yach?, yang putih atau yang merah?", bisik Vira meminta pendapatku.
"Yang putih saja", jawabku, karena bajunya mempunyai belahan di dada yang cukup rendah dan belahan punggungnya sedikit di atas pantatnya yang sekal (Vira memang rajin untuk merawat tubuhnya dengan senam, baik aerobic maupun body language). Bagian bawah baju tersebut juga mempunyai belahan yang cukup tinggi kira-kira 15 cm dari pangkal pahanya.
"Berarti aku tidak bisa pake beha donk, khan nanti bisa keliatan behanya", tanya Vira.
"Tidak apa-apa", jawabku, "Khan buah yang menggantung di dadamu itu sangat indah dan menarik".
"Trus CD-nya aku pake yang warna putih juga yach Mas, itu loh yang tadi sore aku beli di depstore".
(Untuk gambaran pembaca, CD tersebut sangat seksi di mana pantat pemakainya hanya ditutupi sebuah tali dan juga bagian depannya hanya menutupi bagian segi tiganya saja.
Pukul 19:30 tepat kami berangkat ke rumah temannya Andi di perumahan elit bilangan Jakarta Selatan. Sesampai kami di rumah tersebut, ternyata sudah banyak orang yang hadir kira-kira ada 8 cowok dan 2 cewek, kemudian kami disambut oleh tuan rumah yang mengadakan pesta. Kami dipersilakan untuk melihat-lihat situasi dan pemandangan di dalam rumah besar tersebut. silakan kalian semua untuk makan dan minum sepuasnya sambil menunggu acara dimulai. Karena perut kami yang sudah keroncongan maka kami berdua bergegas untuk melihat-lihat maupun mencicipi makanan yang tersedia.
Pada saat aku sedang asyik-asyiknya makan, temanku Andi datang menghampiri dan menanyakan bagaimana makanan dan minumannya. Enak jawabku. Setelah berbicara cukup lama kemudian mengajak aku untuk mengikuti sebuah kuis yang akan dimulai nanti pada pukul 23:00.
"Kuis apa?", tanyaku.
"Seru dech kuis-nya", jawab Andi, "tapi mainnya harus berpasangan, Elu dan Vira lu udech gue daftarin, ntar pas acaranya mulai lu jangan lupa masuk ke dalam yach, OK".
Lima menit sebelum acara dimulai kami berdua berjalan menuju ke rumah dan ternyata orang-orang sudah banyak yang berkumpul. Di dalam rumah tersebut sudah disediakan beberapa bangku berjajar sebagai tempat untuk bermain. Permainan demi permainan berlangsung cepat hingga tiba acara terakhir, Quiz Millenium.
Ketika acara permainan yang terakhir dimulai, kami berdua dan beberapa pasangan lain diminta untuk maju ke depan untuk diberitahukan hadiah dan cara bermain kuis-nya. Bagi pemenang kuis maka hadiah yang akan didapatkan adalah tour gratis ke Eropa untuk dua orang dan cara bermainnya adalah sebagai berikut: Setiap pasangan merupakan kelompok sendiri-sendiri dan diharuskan menjawab pertanyaan yang dilontarkan secara bergilir atau diperebutkan. Permainan terdiri tiga babak. Dalam tiap akhir babak akan dilakukan penilaian, setiap kelompok yang memiliki nilai terendah akan mendapat hukuman. Hukuman akan diberikan kepada peserta wanita dimana kelompok yang mempunyai nilai tertinggi akan memutar sebuah papan roulette yang akan menunjukkan berapa jumlah pakaian yang harus dilepaskan (yang dimaksud dengan pakaian adalah baju, celana, rok, BH, CD, stocking, ataupun segala sesuatu yang menempel di tubuh). Apabila sudah tidak ada pakaian lagi yang melekat di tubuh maka wanita tersebut diberikan kesempatan untuk melakukan tawaran untuk menutupi kekalahannya.
Melihat cara bermain seperti itu, sontak aku ingin mengundurkan diri dari permainan. Akan tetapi Vira berkata, "tidak enak khan Mas, kita khan sudah didaftarkan dan lagian siapa tahu kita bisa menangkan hadiah tersebut". Melihat Vira yang tidak keberatan untuk ikut permainan tersebut maka akhirnya kami jadi juga mengikutinya.
Karena grogi dan kurangnya pengetahuan mengenai narkoba, akhirnya pada babak pertama kami kalah sedikit dari kelompok lain. Akan tetapi karena peraturan hanya menghukum kelompok yang terendah maka hanya kami sajalah yang dikenakan hukuman. Kemudian kelompok yang memiliki nilai paling tinggi diminta untuk memutar roulette, dengan berdebar-debar aku menunggu roulette itu berhenti dan ternyata berhenti diangka dua, berarti Vira hanya diharuskan untuk melepaskan pakaiannya sebanyak dua buah. Karena peraturannya menganggap semua yang melekat di tubuh adalah pakaian maka Vira melepaskan kedua anting yang digunakannya.
Babak kedua dimulai dan kami semakin tegang dan nervous sehingga kami kembali tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan sudah bisa ditebak kami mendapat angka yang paling rendah lagi. Kelompok yang memiliki angka yang paling tinggi diminta untuk memutar roulette dan kali ini angka yang keluar cukup besar, lima, karena tidak ada pilihan lain maka Vira mulai melepaskan sepatunya (dihitung 2), stocking (dihitung 1), dan baju terusan (dihitung 2). Setelah selesai melepaskannya, Vira tinggal mengenakan CD yang seksi. Sekarang semua mata cowok dapat dengan bebas melihat buah dada Vira yang sekel (meskipun tidak besar) dan juga pantatnya yang tidak dapat ditutupi dengan CD talinya.
Di babak ketiga, kelompok yang lainnya, terutama yang cowok, semakin bernafsu untuk mengalahkan kami sehingga akan terlepaslah penutup satu-satunya yang masih tersisa di tubuh Vira. Pada babak ketiga ini adalah babak perebutan, setiap kelompok berusaha untuk menjawab terlebih dahulu untuk mendapatkan nilai jika jawabannya benar. Akan tetapi karena angka kami terpaut jauh dengan kelompok lain maka mereka kompak untuk merebut setiap pertanyaan secara bergantian sehingga kami tidak mungkin merebut setiap pertanyaan yang dilontarkan. Pertanyaan terakhir sudah selesai diperebutkan dan ternyata kami tidak memiliki kesempatan untuk menjawab salah satu pertanyaan yang diajukan sehingga sudah bisa ditebak kami tetap berada pada juru kunci.
Kali ini pemilik angka tertinggi sangat bernafsu memutar roulette, sedangkan aku terduduk lemas ketika menyadari Vira akan jadi makanan empuk semua cowok di pesta tersebut. Ternyata angka yang keluar adalah angka yang paling besar, delapan, jadi hanya dengan satu yang tersisa di tubuh Vira tidak dapat mencukupi hukuman yang didapatkan. Karenanya Vira harus mengajukan penawaran untuk menutupi kekurangan tersebut. Setelah berunding sebentar, akhirnya Vira memutuskan dia akan bernegosiasi sendiri dengan kelompok pemenang tanpa menyertakan aku, supaya aku tidak cemburu melihat mereka dengan rakus dan bebas memelototi ketelanjangan tubuh Vira. Setelah bernegosiasi cukup lama akhirnya disepakati bahwa Vira dan aku juga harus mentaati beberapa hukuman sebagai berikut: Vira tidak diperkenankan untuk mengenakan selembar benang pun di tubuhnya, alias telanjang bulat, selama pesta tersebut berlangsung, kurang lebih 2 hari. Setiap cowok yang ada di dalam pesta itu hanya boleh menyentuh tubuh Vira dari pinggang ke atas dan paha ke bawah. Setiap cowok hanya boleh menyetubuhi Vira jika sudah mendapatkan persetujuan dari Vira.
Sebelum hukumannya dimulai Andi menyuruhku untuk masuk ke dalam sebuah ruangan berkaca dan tiba-tiba aku didorong dan dikunci dari luar. Aku tidak dapat keluar dari ruangan dan hanya dapat melihat dan mendengar apa yang terjadi di pesta itu.
Pada mulanya, belum ada cowok yang berani menyentuh tubuh Vira, mereka hanya berani memelototi saja. Melihat hal itu, Andi mengambil inisiatif untuk menghampiri Vira dan mulai melakukan rabaan maupun remasan di daerah buah dada dan putingnya. Kulihat Vira agak nervous karena ia tahu semua mata cowok tertuju padanya. Untuk menghilangkan nervous, Andi menawarkan minuman beralkohol kepada Vira, dan oleh Vira langsung diminum. Sementara itu Andi belum meningkatkan serangannya, ia hanya mengajak ngobrol untuk mencairkan ketegangan. Beberapa menit berlalu kulihat tingkah laku Vira mulai berubah ia mulai menikmati setiap rabaan dan remasan Andi, wajah Vira mulai menunjukan bahwa ia mulai tinggi nafsu seksnya. Lama-kelamaan tingkah laku Vira makin liar, ia mulai berani merespon serangan dari Andi dan kulihat putingnya mulai mengeras. Ternyata Andi telah mencampurkan obat perangsang dalam minuman yang disodorkan kepada Vira dan sekarang obat itu mulai beraksi.
Melihat nafsu seks Vira mulai meningkat, Andi mulai meningkatkan serangannya, ia mulai menjilati dan meremas kemaluan Vira karena Vira tidak menunjukan penolakan maka ia meneruskan serangan lebih jauh. Vira mulai kesetanan dan lupa diri sehingga momen itu tidak disia-siakan oleh cowok-cowok lain untuk mulai ikut serta menikmati keharuman dan kesintalan tubuh Vira. Tiga cowok mulai mendekat dan mulai ikut meraba dan meremas-remas buah dada Vira, yang mengakibatkan Vira menjerit, "Ahh.., ahh.., ahh", dan makin kesetanan apalagi pada saat kedua buah dadanya disedot oleh dua orang cowok dan kemaluannya dijilati oleh seorang cowok.
Supaya semuanya dapat merasakan nikmatnya tubuh Vira, mereka menyuruh Vira mengambil posisi seperti anjing berdiri sementara itu tiga orang cowok rebahan di bawah tubuh Vira, satu di kemaluan dan dua lagi di buah dada. Sementara itu yang seorang lagi menyodorkan penisnya kepada Vira untuk diisap dan dijilati, tanpa malu-malu lagi Vira mulai melahap pen|s cowok itu dengan sangat bernafsu sambil sesekali mengeluarkan suara erangan, "Ah.., ahh.., ahh", yang kurang jelas karena tersendak oleh pen|s cowok yang ada di mulutnya.
Setelah beberapa menit mereka mulai tidak tahan lagi dan ingin melakukan serangan terakhir. Vira direbahkan di atas karpet dan kemudian mereka melakukan undian siapa yang berhak pertama kali merasakan kenikmatan kemaluan Vira. Cowok pertama yang mendapat giliran pertama memiliki pen|s yang cukup besar, panjangnya kira-kira 18 cm dan diameternya kira-kira 4 cm. Melihat Vira yang sudah mengangkangkan kakinya lebar-lebar, langsung saja cowok menancapkan penisnya ke dalam kemaluan Vira. Vira langsung menjerit antara sakit dan nikmat, maklum saja meskipun kemaluan Vira sudah basah tetapi kemaluannya masih rapat (Vira belum pernah melahirkan). Cowok tersebut mulai menggoyangkan pantatnya, perlahan dan makin lama makin cepat. Sementara itu cowok-cowok yang belum mendapat giliran tidak mau tinggal diam, mereka sibuk dengan menjilati dan menciumi buah dada Vira yang ranum dan sekal itu. Vira benar-benar menikmati semua itu sehingga ia mulai mengeluarkan suara erangan yang keras dan sesekali berkata terus-terus, makin cepat, makin cepat, "Ahh.., ahh.., ahh.., nikmat.., nikmat.., lebih dalam.., lebih dalam.., ahh.., ahh.., nikmat sekali". Sementara itu aku tidak dapat berbuat apa-apa melihat Vira dijadikan pemuas nafsu seks cowok-cowok di pesta itu.
Setelah beberapa menit kemaluan Vira dibombardir, kulihat tubuh Vira mulai mengejang (tanda ia mau mencapai klimaks) dan mengerang dengan keras. "Ahh.., ahh.., ahh.., nikmat.., nikmat sekali", dan kemudian tubuh Vira menegang untuk beberapa saat yang menandakan ia sudah mencapai klimaks dan ternyata dibarengi semburan cairan kental dari pen|s cowok itu. Begitu pen|s cowok itu lepas, pen|s cowok lainnya mulai kembali membombardir kemaluan Vira begitu seterusnya sampai orang keempat selesai melakukan tugasnya. Kulihat tubuh Vira mulai kecapaian, apalagi setelah ia berjuang beberapa ronde untuk memberikan kenikmatan kepada empat orang cowok. Andi yang ikut menikmati Vira juga tergeletak di karpet, kecapaian. Tetapi tak lama kemudian Andi bangkit dan berkata, biarkan ia istirahat dahulu, waktu pesta masih panjang.
Setelah selesai mengenakan pakaiannya, Andi mulai mendekatiku dan berkata, "Ternyata tubuh Vira benar-benar nikmat dan menggairahkan mungkin gue nanti akan mencicipinya lagi".
"Bajingan lu", kataku.
"Tenang-tenang", kata Andi, "Sebenarnya sejak gue bertemu Vira di caf, waktu itu Vira menggunakan baju atasan dan rok berwarna hitam gelap dan agak transparan sehingga dapat terlihat jelas pakaian dalamnya, gue sudah membayangkan kenikmatan tubuh Vira. Untuk merealisasikan keinginan itu maka gue sudah mengatur permainan tadi sehingga lu pasti kalah sehingga kami semua dapat merasakan nikmat dan harumnya tubuh Vira. Makanya kalo punya istri yang cantik dan berbodi OK, jangan pelit dong untuk membaginya dengan teman-teman".
"Bangsat lu", kataku.
Kemudian temanku berkata, "Sabar aje nanti lu akan melihat yang lebih seru lagi yang bakal kami lakukan terhadap Vira. Tapi kalo lu mau ikutan juga boleh, nanti gue akan suruh dua orang cewek buat muasin lu daripada lu cuman bisa ngeliatin tubuh Vira kami garap dan cicipi sampai puas, OK".
Setelah selesai berbicara denganku, Andi lalu mengambil sebuah kamera dan mulai memotret tubuh Vira yang telanjang, karena kecapaian Vira tidak menyadarinya. Sebelum film di kamera tersebut habis, Andi membangunkan Vira dan mulai memotret Vira lagi, kali ini Vira langsung berusaha menutupi buah dadanya dan kemaluannya. Akan tetapi usaha Vira sia-sia karena ia tidak dapat menutupi kedua alat vitalnya sekaligus. Selesai memotret Vira, Andi mulai berkata, "Vira, sekarang kami memiliki foto telanjangmu jadi kami mohon kerja samamu untuk mengikuti semua perintah kami, OK".
Menyadari semua itu, akhirnya Vira pasrah dan menganggukan kepalanya tanda ia memahami maksud Andi.
Perintah pertama, kamu harus membersihkan badanmu dulu di taman belakang rumah karena badan kamu penuh dengan keringat dan sperma. Kami akan menyirami tubuhmu dengan air dan kamu harus mulai membersihkan tubuhmu sambil melakukan gerakan menari erotis, mengerti. Karena tidak ada pilihan lain maka Vira mulai melakukan perintah Andi, Vira dengan gontai mulai berjalan ke taman belakang rumah dengan dibarengi oleh cowok-cowok. Sesampai di taman belakang andi mulai menyalakan selang air dan mulai menyemprotkannya ke tubuh Vira.
"Ayo nari", kata Andi dengan kasar, "Ayo cepat nari".
Mendengar bentakan Andi, Vira agak takut dan mulai meliukkan badannya.
"Yach gitu terus, goyangin pantatmu yang bahenol, ayo terus nari, bikin kami semua nafsu buat nyetubuhin kamu".
Vira sadar bahwa ia tidak mungkin lari maupun menolak perintah Andi karena nantinya dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak ia inginkan. Vira mulai berusaha menikmati perintah yang diberikan oleh Andi, Vira mulai bergairah menggoyangkan pantatnya dan tubuhnya sambil tangannya meremas-remas buah dadanya yang sekal dan sesekali tangannya meremas-remas kemaluannya. Tindakan Vira tersebut membuat cowok-cowok makin blingsatan dan meninggi nafsu seksnya. Tiba-tiba Andi berteriak kepada dua orang cewek yang ada di dalam rumah untuk bergabung dengan Vira.
"Buka baju kalian berdua dan temani Vira menari. Lakukan dengan baik karena kalian sudah mendapatkan bayaran yang besar".
Tak lama kemudian Vira ditemani dua cewek yang juga telanjang bulat, menari erotis. Kedua cewek tersebut diperintahkan Andi untuk menjilati buah dada dan kemaluan Vira, sehingga membuat Vira mulai blingsatan. Setelah beberapa menit berlalu dua orang cowok ikutan bergabung, mereka langsung membuka pakaian mereka dan langsung menerkam Vira dengan buas. Buah dada Vira diremas-remas dan diisap dengan lahapnya juga kemaluannya sehingga membuat Vira mengerang nikmat, "Ahh.., ahh.., ahh.., nikmat.., nikmat", dan Vira pun mulai aktif meremas-remas pen|s kedua cowok itu. Sementara itu dua cewek tadi juga mulai dimanfaatkan oleh cowok lainnya, akan tetapi sebagian besar cowok dengan sabar dan tabah menahan nafsu seksnya, supaya bisa menikmati tubuh Vira, mereka lebih memilih Vira karena terjamin kebersihannya dan bukan wanita bayaran.
Kedua cowok yang sedang menggumuli Vira ternyata sudah mulai meningkatkan gempuran, terlihat satu cowok sudah bersiap-siap memasukan kemaluannya ke lubang kenikmatan Vira, karena nafsunya sudah hampir mencapai puncak, cowok itu langsung menancapkannya dengan keras sehingga seluruh kemaluan langsung terbenam, hal ini membuat Vira menjerit kecil karena merasa sakit dan nikmat sekaligus. Vira mulai meracau, "Ahh.., ahh.., oh.., oh.., nikmat sekali barangmu, terus makin cepat, terus makin cepat, ahh.., oh.., nikmat sekali".
Setelah beberapa menit cowok itu menggempur kemaluan Vira, cowok itu mencapai klimaks sambil menancapkan penisnya sedalam-dalamnya di kemaluan Vira. Melihat temannya sudah mencapai klimaks cowok yang satu lagi langsung mengambil posisi untuk menggempur kemaluan Vira. Seperti cowok yang pertama, kemaluannya yang besar langsung ditancapkan sekaligus ke dalam kemaluan Vira, Vira menjerit kesakitan karena kali ini pen|s yang menggempurnya mempunyai bentuk yang besar dan panjang.
Setelah beberapa menit Vira sudah mulai dapat merasakan kenikmatan pen|s itu dan mulai menggoyangkan pinggulnya. Mulanya kemaluan Vira digenjot secara perlahan-lahan, akan tetapi kecepatannya terus ditingkatkan sehingga sampai suatu titik tertentu yang dapat membuat perasaan Vira terbang ke langit karena nikmatnya. Mulut Vira tidak berhenti-henti mengeluarkan suara erangan nikmat dan juga kata-kata yang menggambarkan kenikmatan yang tiada tara. Melihat Vira yang sudah seperti orang yang kerasukan setan nikmat, tiga orang datang mendekat dan mulai ikut serta meremas-remas dan meraba-raba tubuh Vira. "Ahh.., ahh.., ohh.., ohh", jerit Vira ketika kedua buah dadanya diisap dan disedot dengan ganasnya oleh dua orang cowok sementara kemaluan masih dibombardir oleh meriam. Selama dua jam Vira terus dibombardir secara bergantian oleh lima buah meriam yang besar dan kekar sehingga sulit dilukiskan kenikmatan yang diperoleh Vira saat digauli oleh cowok-cowok itu.
Setelah beberapa jam puas menikmati tubuh Vira, akhirnya kami berdua diijinkan untuk pulang. Meskipun Vira tetap dalam keadaan telanjang bulat, saya menggendongnya masuk ke dalam mobil dan saya pun langsung tancap gas supaya lekas sampai di rumah. Sesampai di rumah, tubuh Vira kurebahkan di atas ranjang dan kubiarkan ia tertidur untuk mengembalikan kondisinya. Aku baru tersadar bahwa Andi masih memiliki foto-foto telanjang Vira dan aku berniat untuk memintanya pada suatu saat nanti.
Setelah istirahat selama dua hari, akhirnya Vira bisa ceria dan segar kembali. Suatu hari, sekitar satu minggu setelah kejadian tersebut, Vira menerima telepon di dalam kamar saat kebetulan aku baru pulang kerja dan juga ikut mengangkatnya, saat aku ingin menaruh telepon tersebut aku mendengar suara cowok di seberang sana, suara Andi temanku, aku mengurungkan niatku untuk menutup telepon akan tetapi malahan aku menutup bagian gagang sebelah bawah supaya Vira tidak mengetahui bahwa aku menguping pembicaraan mereka.
"Hai Vir, apa kabar?".
"Baik-baik saja", kata Vira.
"Bagaimana skenario pesta akhir tahun yang kubuat Vir?, Kau tentu sangat menikmatinya khan?, Kulihat dalam pesta itu kau sangat bernafsu sekali dan benar-benar puas menikmati 8 orang cowok sekaligus dalam satu hari dan tidak dicurigai oleh suamimu?
"Iya Ndi, gue bener-bener menikmati dan nafsu banget apalagi pas ngeliat cowok-cowok nya pada telanjang bulat di depan gue. Gue puas banget, Ndi. Kapan-kapan lu rancang lagi cerita terusannya yach, jadi gue bisa ngerasain lagi nikmatnya bermain dengan beberapa orang cowok, gue tunggu yach. Ndi, udahan dulu yach ntar suamiku keburu pulang, thanks yach buat hadiah akhir tahun barunya".
Ternyata istriku sudah kenal dengan Andi dan pesta akhir tahun baru itu hanya skenario yang dirancang oleh Andi untuk istriku. Oh, betapa kagetnya aku.
Iklan
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Budayakan Berkomentar dan Dilarang SPAM.
Dilarang Mengisi kotak komentar dengan LINK atau Anchor Text
Terima Kasih