"Selamat pagi Pak Robert" sapa Dian resepsionis baruku ketika aku tiba di lobby kantor.
"Pagi Dian. Lho kok sendirian? Noni kemana?" tanyaku.
"Ada kok Pak. Sekarang sedang ke toilet " jawabnya.
"Oh.." jawabku agak lega.
Memang akhir-akhir ini Noni berlaku agak berbeda. Aku agak khawatir dia akan mengundurkan diri karena tidak tahan dengan perlakuanku padanya. Bila itu terjadi, tentu amat disayangkan karena aku tak bisa menikmati kehangatan tubuh mudanya lagi.
"Hari ini meeting dengan konsultan jam berapa Lia?" tanyaku pada sekretarisku lewat telpon.
"Jam 10 pagi, Pak"
"OK.. Thanks" jawabku sambil menutup telpon.
Kulihat jam tanganku masih menunjukkan pukul 8.45 pagi. Wah.. Masih ada waktu pikirku, untuk menulis kejadian akhir minggu kemarin. Saat itu aku berkesempatan berkencan dengan seorang artis sinetron terkenal. Pasti para pembacapun pernah melihatnya di layar TV, terutama bila penggemar sinetron atau acara infotainment. Dia setuju aku menulis cerita ini, asalkan data dirinya disamarkan. Aku hanya boleh menggunakan nama samaran dan ciri-ciri fisik saja. Ternyata diapun penggemar cerita di situs ini.
Aku merasa beruntung sekali mengenalnya. Dia cantik, berkulit putih, berambut panjang, dan berbodi seksi sekali. Usianya sekitar dua puluh tahunan. Wajahnya sangat sensual dan terutama adalah buah dadanya yang membusung menantang. Pernah dinobatkan sebagai salah satu artis terseksi menurut salah satu acara infotainment di TV.
Akupun mulai menulis kisahku sambil menghabiskan waktu menunggu meeting nanti. Cerita berikut adalah kejadian yang baru saja aku alami dan bukanlah sekedar fan fiction belaka.
*****
Hari Jumat sore itu tiba-tiba Dita menelponku.
"Pak Robert.. Ada artis mau kenalan nih" katanya di ujung telpon.
"Ah yang bener.. Memang tahu saya dari mana" tanyaku heran.
"Dia teman saya Pak" jawabnya.
Kemudian Dita menjelaskan bahwa si artis ini, sebut saja namanya Sandra, adalah artis bispak yang terkadang menggunakan jasa Dita sebagai maminya. Biasa dipakai konglomerat dan pejabat, tarifnya mencapai puluhan juta rupiah semalam. Dita pernah menceritakan padanya tentang diriku yang terkadang menjadi langganannya. Disamping itu, dia menunjukkan cerita-ceritaku di situs ini. Memang ternyata mereka berdua, Dita dan Sandra, sering browsing ke web site tersebut.
"Dia penasaran sekali Pak Robert.. Ingin ketemu dan membuktikan bener nggak bapak sejantan seperti yang ada di cerita itu" Dita menjelaskan lebih lanjut.
"Dit, kalau harganya segitu nggak deh. Kemahalan" jawabku.
"Nggak kok Pak Robert.. Dia orangnya suka seks.. Agak hyper gitu. Jadi nggak minta bayaran cuma minta ketemunya di Singapore"
Dita berkata lebih lanjut, kalau Sandra hanya ingin have fun saja denganku. Dia hanya minta dibelikan tiket kelas eksekutif pp Jakarta-Singapore, dan menginap di kamar suite hotel berbintang.
"Dia sedang boring, ingin refreshing" kata Dita.
"OK deh Dit kalau gitu. Kamu atur dulu ya hotel dan tiketnya" jawabku sambil membayangkan nikmatnya menyetubuhi Sandra, artis sinetron cantik berbodi sintal itu.
*****
Hari Sabtu siang, aku telah berada di Singapore. Dari Changi airport, kupakai taksi menuju hotel Hilton di Orchard Road. Menurut informasi dari Dita, Sandra kemungkinan sudah cek in di sana. Sesampainya di hotel tak sabar aku menuju resepsionis.
"Hallo.. Good afternoon"
"Good afternoon, sir.. May I help you?" jawab resepsionis pria keturunan India yang sedang bertugas.
"I want to check in, I have reservation" kataku. Kuberikan data-dataku padanya.
"Very well.., Ahh, Your wife has been waiting for you sir.." jawabnya sambil tersenyum penuh arti.
Mungkin dia sudah tahu maksud kedatanganku karena kami datang sendiri-sendiri. Jarang suami istri yang berpergian seperti itu. Atau mungkin hanya perasaanku saja, tapi masa bodohlah.. Yang penting aku sebentar lagi akan bertemu Sandra.
Diantar bell boy yang membawa tasku, akupun bergegas menuju kamar suite hotel tersebut. Kupencet bel pintu, dan tak lama kudengar suara wanita dari dalam.
"Who is it?"
"Robert" jawabku.
Tak lama, pintupun terbuka. Tampaklah Sandra, artis sinetron yang biasanya hanya kulihat di TV, di depanku. Tampak sensual sekali dia, dengan kaos T-shirt yang mempunyai sobekan di tengah dadanya, sehingga lipatan buah dadanya yang membusung terlihat sangat menggoda. T-shirt itu seakan dibuat sehingga setiap mata laki-laki memandang buah dadanya dengan penuh nafsu. Dia juga mengenakan rok jeans mini yang memperlihatkan keindahan kakinya yang jenjang.
"Hi Mas Robert.. Nice to meet you" katanya ketika aku masih terdiam mengagumi keseksian tubuhnya.
"Hi Sandra.. Same here" jawabku.
Akupun masuk ke dalam, dan setelah memberi tip pada bell boy, kamipun duduk mengobrol di sofa.
"Sudah lama datangnya?" kataku membuka pembicaraan.
"Baru kok Mas.. Kira-kira 2 jam yang lalu" jawabnya.
Kamipun lalu mengobrol untuk menghilangkan rasa kecanggungan kami. Kami bercerita tentang pekerjaan masing-masing. Sambil mengobrol, mataku tak lepas dari lipatan buah dadanya yang ranum membayang dari balik T-shirtnya itu. Aku membayangkan enaknya menghisap dan menjilati buah dada itu nantinya.
"Ngeliatin apa sih Mas" godanya sambil tersenyum.
"Ah nggak kok.. Kamu sih cantik dan seksi banget" pujiku.
Sandra tampak senang aku puji begitu. Buah dadanya semakin membusung ketika dia mengangkat tangan untuk menyibakkan rambutnya yang panjang.
"Mas Robert juga ganteng.." katanya lagi.
"Ngomong-ngomong itu cerita seksnya beneran Mas? Aku bacanya sampai horny sekali lho" lanjutnya lagi.
"Bener donk.. Mau bukti nih" tanyaku sambil menggeser dudukku mendekatinya.
"Boleh siapa takut.."
Tak kusia-siakan waktuku lebih lama lagi. Langsung kupagut bibirnya yang sensual. Sandrapun membalas penuh gairah. Sambil berciuman, tangan Sandra mengelus-elus kemaluanku dari balik celana panjang yang masih kukenakan. Kuciumi lehernya yang jenjang dan berbau harum parfum itu.
"Mas buka dulu ya celananya"
Tak perlu diminta dua kali, akupun berdiri di hadapan Sandra yang masih duduk di sofa. Tangannya yang halus membuka retsleting celanaku. Celana dalamkupun langsung dibukanya, sehingga kemaluanku langsung mencuat dengan gagahnya di depan wajah artis sinetron cantik ini.
"Iih.. Gede banget.. Bener nih kata Dita.." katanya sambil mengelus dan mengocok perlahan kemaluanku.
Kemaluankupun semakin membesar dalam genggaman jari tangan lentik Sandra. Tampak matanya memandangi seluruh kemaluanku dengan gemas. Dia menggigit bibirnya, sambil tangannya mengocok kemaluanku yang semakin membengkak.
"Sandra hisap ya Mas" katanya sambil mendekatkan wajahnya pada kemaluanku.
Aku hanya mengerang nikmat ketika lidahnya mulai menyentuh batang kemaluanku. Dijilatinya batang kemaluanku dari bawah sampai ke ujung secara perlahan.
"Ahh.. Yes.. I like it" erangku ketika mulutnya mulai mengulum kepala kemaluanku.
Tampak kepala artis sinetron cantik ini maju mundur mengulum kemaluanku yang menyesaki rongga mulutnya. Tangannya tak henti mengocok bagian bawah batang kemaluanku yang tak muat masuk ke dalam mulutnya.
"Eehh.. Ehh.." Sandra mendesah gemas sambil mulutnya terus mempermainkan kemaluanku.
Akupun membuka kemejaku, sehingga aku telah telanjang bulat di depan artis seksi ini. Setelah beberapa lama, kutarik kemaluanku dari mulutnya. Aku sudah tak sabar ingin menikmati buah dadanya yang membusung itu.
"Ah.. Ah.. Jangan dulu Mas. Sandra belum pas. Sebentar lagi ya, Sandra masih gemes" katanya sambil tangannya kembali menarik kemaluanku untuk dihisapnya.
Kembali Sandra memuaskan nafsunya pada kemaluan besarku itu. Beberapa lama kemudian aku sudah hampir sampai dipuncak.
"Sandra.. I am coming" kataku.
"Keluarin aja Mas.. Come in my mouth" jawabnya sambil terus menghisapi kemaluanku.
"Argghh.." erangku ketika aku menyemburkan cairan ejakulasiku dalam mulut Sandra, artis sensual ini.
Ditelannya spermaku, dan dikulum dan dijilatinya kemaluanku sampai bersih.
"Enak ya Mas?" tanyanya sambil tersenyum manis.
"Enak banget San.. Kamu memang hebat" kataku sambil mengelus-elus rambutnya.
"Makan dulu yuk.. Laper nih" katanya sambil bangkit berdiri menuju toilet.
*****
Kamipun kembali mengobrol sambil menunggu pesanan makanan kami datang. Sandra mengaku pertamakali mengenal seks ketika duduk di bangku SMA. Dia melakukan itu dengan pacarnya yang sekelas dengan dia. Semenjak itu, dia ketagihan bermain seks sampai sekarang.
Menyadari kelebihannya dalam hal fisik, disamping bermain sinetron, diapun nyambi sebagai high class escort girl. Dia bercerita pengalamannya menemani para pejabat juga para konglomerat. Kaget juga aku mendengar nama-nama mereka yang pernah dilayaninya. Mereka adalah public figure yang sering nongol di layar TV dan media massa. Aku tak mengira beberapa orang diantaranya, yang terkesan alim, ternyata suka juga menikmati tubuh seksi artis muda.
Tak lama, petugas room servicepun datang membawa pesanan kami. Si petugas yang orang Melayu itu ternyata mengenali Sandra. Dia bilang kalau dia penggemar Sandra dan sering menonton sinetron-sinetronnya. Sebelum pergi, diapun meminta tanda tangan Sandra, artis kesayangannya.
Kamipun lalu menikmati hidangan yang tersedia sambil melanjutkan berbincang-bincang. Sandra bercerita dia paling suka berkencan dengan orang bule, karena mereka mempunyai kemaluan yang besar. Memang Sandra ini terkenal sebagai seorang playgirl, sering gonta-ganti pacar.
"Tapi kalau orang Indonesianya seperti Mas Robert.. Saya juga suka banget" katanya manja.
Setelah selesai makan, akupun mulai kembali ereksi melihat sembulan buah dada dari balik T-shirt merah muda yang dikenakannya. Sandra tampak mengetahui nafsuku mulai bangkit dan dia seolah tak sengaja lebih membusungkan dadanya.
"Mas.. Kok ngeliatin dadaku terus. Pengen ngerasain ya?" godanya. Aku hanya tersenyum menahan nafsuku.
"Yuk kita terusin yang tadi" katanya sambil menarik tanganku. Langsung kuremas rambutnya dan kuciumi bibirnya.
"Kita terusin di kamar yuk " ajakku.
Kamipun lalu menuju kamar tidur untuk saling memuaskan nafsu birahi masing-masing. Sesampai di kamar tidur, kulucuti T-shirtnya. Tampak buah dadanya yang besar dan membusung indah hanya ditutupi oleh BH yang tampak tak terlalu kecil untuk menampungnya. Kubuka kaitan BHnya di depan dan buah dada itupun melompat keluar sambil sedikit bergoyang.
"Bagus khan Mas.." katanya sambil memegang buah dadanya sendiri.
"Gila bagus banget San.. Besar dan padat" kataku sambil meraba gunung kembarnya itu.
"Hisap dong Mas.." pinta Sandra sambil menyorongkan buah dadanya itu ke wajahku.
Tak perlu buang waktu lagi, langsung kuhisap dengan ganas buah dada ranum artis sensual ini. Kujilati puting dan kuhisap daging kenyal buah dada Sandra.
"Ohh.. Sstt.. Oohh.. Sst" erang Sandra nikmat.
Tanganku mulai mengelus-elus pantatnya dan kubuka rok mininya. Akupun segera membuka seluruh pakaianku. Tubuh Sandra kurebahkan di atas ranjang. Sambil mulutku terus menikmati buah dadanya, tangankupun menyibakkan celana dalam G-string yang dipakainya. Kuusap-usap vaginanya dan kuelus-elus klitoris artis cantik ini. Erangan Sandrapun semakin keras memenuhi ruangan kamar tidur itu.
"Ohh.. Terus Mas.. Yes.. Oh.. Enak.." desahnya sambil kepalanya bergoyang ke kanan dan ke kiri.
"Fuck me now please.. Ayo Mas.. Sandra udah nggak tahan" erangnya lagi.
Aku masih menjilati dan menghisap puting buah dadanya yang sudah mengeras. Sementara tanganku yang sedang mengusap kemaluannya, telah basah pula oleh cairan gairah wanita muda ini. Aku lalu mengarahkan kemaluanku pada lubang vaginanya, dan dengan gaya missionary kuperlahan memasukkan kepala kemaluanku.
"Ohh.. Enak Mas.." katanya ketika sedikit demi sedikit kemaluanku menerobos vagina sempit artis sinetron ini.
Setelah kira-kira separuh lebih kemaluanku dijepit vagina Sandra, mulai kupompa tubuhnya. Erangan nikmat Sandra semakin keras terdengar di sela-sela suara deritan ranjang.
"Oh.. Terus Mas.. Kontolnya enak.. Oh.." racau Sandra.
Kupompa terus vaginanya, sambil kusorongkan dadaku ke mulutnya. Sandrapun kemudian menghisap puting dadaku. Kamipun kemudian beralih posisi. Sandra menaiki tubuhku dan mengarahkan vaginanya ke kemaluanku. Dengan liar dia kemudian memompa tubuhnya naik turun. Buah dadanya yang besar membusung padat, tampak bergoyang menggemaskan. Terkadang kutarik tubuhnya sehingga aku dapat menghisapi buah dadanya yang sangat seksi itu.
"Mas.. Kontolnya besar.. Enak.. I love it.. Fuck me.. Fuck me.. Ahh" Sandra mengelinjang-gelinjang di atas tubuhku.
"Enak San?' tanyaku.
"Enak Mas.. Ohh.. Oh.. Entotin Sandra terus Mas.."
Kata-kata jorok Sandra membuatku lebih terangsang. Kupegang pinggangnya yang ramping, dan kusodok-sodokkan kemaluanku lebih cepat lagi. Erangan Sandra semakin menjadi-jadi. Keringatnya menetes membasahi buah dadanya, dan membuat pemandangan semakin erotis.
"Sandra sampai Mas.. Oh.." jeritnya saat tubuhnya menegang merasakan orgasme.
Setelah itu tubuhnya lunglai menimpaku. Kuusap-usap rambutnya dan kuciumi wajahnya yang cantik sensual itu. Setelah beberapa saat, kucabut kemaluanku yang masih tegang dari vaginanya, dan kubalikkan tubuh Sandra. Kunaiki tubuhnya dan kuarahkan kemaluanku pada buah dadanya. Sandrapun paham apa yang aku mau, dan dia kemudian menjepit kemaluanku di antara buah dadanya yang kenyal.
"Ahh.. Enak susumu San" erangku menahan nikmat jepitan buah dada artis cantik ini.
Kugoyang kemaluanku maju mundur merasakan kekenyalan buah dada Sandra. Memang artis ini terkenal karena buah dadanya yang ranum, dan aku tak ingin menyia-nyiakannya.
"Ah.. Aku mau keluar lagi San.." erangku tatkala aku hendak mancapai orgasmeku yang kedua kalinya.
Tanpa berbicara banyak, Sandra langsung melepas jepitan buah dadanya, dan menarik kemaluanku untuk dikulumnya. Dikocok-kocoknya batang kemaluanku, dan tak lama akupun kembali mengalami ejakulasi di dalam mulutnya.
*****
Malam itu aku dan Sandra berniat jalan-jalan sambil makan malam. Kupesan sebuah limo untuk mengantar kami. Setelah mengantarnya membeli sepatu di Paragon, kamipun mampir di sebuah Chinese Restaurant, masih di daerah Orchard juga. Saat makan malam, ada beberapa orang Indonesia yang tampak berbisik-bisik sambil melihat ke arah kami. Mungkin mereka mengenali Sandra, yang memang lumayan sering nongol di TV akhir-akhir ini.
Setelah makan malam, kamipun memutuskan untuk berjalan-jalan mengelilingi kota Singapore. Si sopir limo, orang Melayu bernama Ismail, mengantar kami mengelilingi kota. Ismail ini masih muda, dan tampak dia mengagumi kecantikan Sandra. Tampak dari cara dia mencuri pandang ke arah artis cantik ini. Memang dengan gaun malam yang berdada rendah dan belahan di samping yang tinggi, pasti mengundang laki-laki manapun untuk melihat.
"San, si sopir dari tadi ngeliatin kamu terus tuh" kataku berbisik.
"Ah.. Masa sih" jawabnya tertawa.
"Iya tuh.. Lihat aja di kaca spion"
Memang terkadang Ismail melirik kaca untuk melihat Sandra yang duduk di kursi belakang. Melihat itu, rasa isengkupun muncul.
"Kita godain yuk.." ajakku pada Sandra sambil merengkuh pundaknya.
Kuelus-elus pundaknya yang putih mulus, kontras dengan gaun malamnya yang berwarna hitam.
"Jangan ah.. Malu" jawab Sandra.
"Nggak apa deh.. Coba aja.." kataku sambil mulai menciumi pipinya.
Sandra kemudian tak menolak dan kamipun berciuman. Ismail tampak makin sering melirikkan matanya lewat kaca. Sengaja tidak kututup pembatas yang tersedia.
"Awas. Nanti nabrak gimana" bisik Sandra sambil tertawa.
Kuciumi kembali bibir Sandra, dan kujilati lehernya yang harum. Kuturunkan tali gaun malamnya, dan buah dadanya yang besar langsung menyembul keluar. Kuusap-usap buah dadanya, sambil kupandang mata Ismail yang tampak melotot menyaksikan adegan itu lewat kaca spion.
Perlahan kuciumi buah dada Sandra, sambil memposisikan tubuhnya, agar Ismail dapat melihat dengan jelas ketika aku menghisapi buah dada Sandra. Sandra mulai mendesah perlahan ketika puting buah dadanya kuhisap. Mobil limo pun terasa berjalan makin perlahan. Setelah puas menikmati buah dadanya, kunaikkan kembali tali gaun malam Sandra, dan kamipun berciuman kembali.
"Tuh lihat dia udah terangsang San.." kataku.
"Mas Robert nakal ihh.." jawab Sandra manja.
"Kamu gantian dong.. Hisap punyaku" kataku lagi.
Sambil tertawa manja, Sandrapun mulai membuka retsleting celanaku. Dibukanya juga celana dalamku, sehingga kemaluanku yang sudah tegang membengkak mencuat keluar. Tangan Sandra yang halus pun mulai mengocok-ngocok kemaluanku perlahan. Kulihat Ismail menonton adegan kami dengan penuh nafsu. Aku terseyum padanya sambil mendorong kepala Sandra ke arah kemaluanku.
"Oh yess.. Suck it baby.." desahku ketika mulut Sandra yang hangat mulai mengulum kepala kemaluanku. Tangannya yang halus terus mengocok-ngocok batang kemaluanku perlahan.
"Yes.. Nice.. Good girl" erangku lebih lanjut. Kusibakkan rambut panjang Sandra yang menutupi wajahnya, sehingga Ismail dapat melihat dengan jelas tonjolan di pipi Sandra yang disesaki kemaluanku.
"Come on lick it baby.., " kataku lebih lanjut. Sandrapun mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya dan mulai menjilatinya. Sesekali dia menoleh kearah kaca dan tersenyum menggoda pada Ismail.
Setelah puas dia menjilati kemaluanku, kembali kejantananku dijejalkan dalam mulutnya. Kuelus-elus rambutnya yang harum, ketika mulutnya memompa kemaluanku. Setelah puas memainkan kemaluanku, Sandrapun duduk di atas pangkuanku sambil menghadap ke depan. Kuciumi pundaknya yang mulus, ketika dia menyibakkan celana dalamnya dan mengarahkan kemaluanku ke vaginanya.
"Ohh.. So big.. Enak.. Ahh.. Entotin Sandra.. Fuck me.." desahnya.
Kupompa kemaluanku di vagina artis cantik ini, sambil tanganku menurunkan kembali tali gaun malam di pundaknya. Buah dadanya tampak begitu menggoda, ketika berayun-ayun saat aku memompa kemaluannya. Kadang kuremas daging kenyal itu dengan gemas.
Kulirik kaca spion dan tampak Ismail melotot menyaksikan Sandra yang sedang mendesah-desah nikmat di atas pangkuanku.
"Ohh.. Mas.. Enak Mas.. Yes.. Fuck me.." kata Sandra sambil melingkarkan tangannya ke belakang merengkuh kepalaku. Kuciumi sebentar bibirnya, dan kemudian kuhisap buah dadanya sambil terus memompa kemaluannya.
"Ohh yeah.. I like it.. So big.. Yeah" erangan Sandra semakin menjadi, dan tak lama ia pun menjerit sambil tubuhnya menggelinjang-gelinjang dalam dekapanku.
Tak lama, akupun mengerang nikmat ketika mengalami ejakulasi dalam vagina Sandra. Kamipun melepas lelah sejenak sambil berciuman kembali.
"Enak ya Mas" tanya Sandra sambil membetulkan gaun malamnya.
"Luar biasa" jawabku. Akupun kembali mengenakan pakaianku.
"Si sopir enak ya dapat pemandangan gratis" kata Sandra sambil tertawa.
Kamipun melanjutkan city tour dalam mobil itu. Setelah bosan, aku memerintahkan si sopir untuk kembali ke hotel. Malam itu dan esok paginya, kami masih melakukan beberapa kali persetubuhan. Kami melakukannya di ranjang, di sofa, juga di bawah shower sambil mandi bersama.
Minggu siang aku mengantar Sandra ke airport untuk pulang ke Jakarta. Aku pulang sore harinya karena masih ada urusan yang harus kukerjakan.
*****
"Pak, sudah ditunggu di ruang meeting" kata Lia lewat telpon.
Kulihat jam tanganku, sekarang sudah jam 10.15. Kuberanjak dari ruanganku dan menuju ruang meeting. Another boring day has begun..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Budayakan Berkomentar dan Dilarang SPAM.
Dilarang Mengisi kotak komentar dengan LINK atau Anchor Text
Terima Kasih